Posts Tagged ‘anak zamannya’

Anak Zamannya

7 Mei 2023

Apabila merujuk kepada beberapa kuliah publik dari pengajar filsafat, sempat mengemuka istilah “anak zamannya”. Agaknya, istilah ini cukup penting. Paling tidak untuk menandai suatu zaman atau bagaimana zaman tertentu mempengaruhi kehidupan seseorang. Ilustrasi berikut barangkali dapat mengarahkan pandangan mengenai pengertian “anak zamannya” itu.

Pada tahun 1990-an orang akan disodorkan kepada kehidupan dengan hal yang berkait dengan televisi. Namun, pada masa itu barangkali juga orang tidak selalu mempunyai televisi. Jadi, jika mengandaikan zaman itu adalah zaman televisi, orang yang belum punya televisi karenanya tidak selalu dapat dikatakan dipengaruhi televisi. Akan tetapi, justru dari suasana yang begitu, sebagai anak zamannya, maka dapat diceritakan bahwa orang tersebut adalah “anak zamannya”, yaitu zaman ketika televisi belum marak atau ketika untuk menonton televisi, ia perlu menonton di tetangga.

Anak zamannya pada periode televisi barangkali dapat juga merujuk kepada program televisi yang ditontonnya. Sebagai contoh, pada masa kanak-kanak, seseorang menonton serial televisi berupa film Si Unyil. Tontonan ini boleh jadi disimak semasa kecil, balita, hingga jelang remaja. Demikian karena teman sebaya menonton program televisi serupa, maka ada orang atau sejumlah orang yang saling berbagi dalam menyandang sebutan “anak zamannya”.

Atau, seandainya anak-anak di era tahun 1990-an menyimak obrolan orang tua mereka, maka anak-anak semestinya dapat pula mengkategorikan orang tua mereka kepada “anak zamannya”. Yaitu, zaman ketika “orang tua” susah hidup. (Susah hidup, tetapi toh memiliki anak-anak, yang anak-anaknya kadang dikisahi dengan zaman susah hidup itu.) Ada yang menceritakan mengenai celana yang berbahan kain goni, yang diceritakan banyak kutunya, atau zaman ketika makanannya adalah nasi jagung, atau zaman ketika pada waktu bersekolah tidak ada angkutan umum, sehingga mesti pergi-pulang berjalan kaki apabila hendak bersekolah, dan sebagainya. Jadi, orang tua-orang tua itu adalah juga “anak zamannya”.

Anak zamannya juga menyentuh kepada masa kini. Anak-anak masa kini memiliki kehidupan berbeda dengan anak-anak masa lalu. Apabila di masa lalu disebutkan tentang cerita Si Unyil, anak-anak masa kini sebaliknya tidak akrab dengan film itu. Pembuat program televisinya sepertinya sudah berbeda. Film anak-anak itu pada masa kini misalnya adalah Ipin dan Upin. Atau, jika ditanya tentang makanannya, juga bukan pula nasi jagung, melainkan mie instan. Dengan demikian zaman itu berbeda antara zaman dulu dan zaman sekarang. Jadi, masing-masing orang rupanya adalah memang anak zamannya.