September

Minggu-minggu ini adalah musim induk ayam tetangga menggembalakan anak-anaknya. Tanah kami dibuat porak-poranda.

Kejadian ini berulang. Dulu, tanaman saya jungkir balik akibat diacak-acak ayam, dan sekarang tanah di depan rumah. Kami mengeluh. Menanam itu kami berpeluh. Pernah, kami memprotes, kenapa empunya induk ayam justru lepas dari teguran. Sementara kami, dicari-cari celah kesalahan. Entah pohon-pohon kami yang katanya, terlalu rimbun-rindang. Entah …

Pernah kami memprotes, mengapa air cucian motor tetangga, mengalir ke selatan, membuat pandangan tak sedap, melintas jalan. Namun, mereka tetap saja tak merasa ada pelanggaran estetika.

Keluh kami tidak digubris. Protes kami karena mereka mencaci-maki. Intimidasi menyerang harga diri.

Tag:

Tinggalkan komentar